- OpiniNuzulul Al-Quran Sebagai Titik Awal Peradaban Islam
- OpiniIslam dan Nalar Arab
- OpiniMerengkuh Ramadhan Dalam Kesadaran Spiritual dan Sosial
- WartaUsulan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman Memperpendek Jam Puasa Selama bulan Ramadan, Tuai Perdebatan
- OpiniRuntuhnya Moral Religiusitas Orang Terkenal

Nuzulul Al-Quran Sebagai Titik Awal Peradaban Islam
Ramadan adalah bulan diturunkan Al-Quran atau Nuzulul Quran, ayat pertama kali turun adalah “Iqra” atau membaca, ayat ini terdapat dalam permulaan surat Al-’Alaq, surat yang diturunkan pertama kali di Mekah kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu apa yang harus dibaca ( maa ana bi qari) ? yang harus dibaca adalah pencipta (Khaliq) dan ciptaan (makhluk).
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ . خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ . اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ . عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5).
Tentang uraian ayat pertama dari surat Al-’Alaq, para ulama tafsir awal memahami ayat di atas tafsirannya begitu beragam. Ibn Jarir Al-Thabari (220-310 H) salah seorang mufassir generasi awal, misal ia menerangkan tentang makna “Iqra” dengan makna perintah “membaca” itu dengan makna dzikir (refleksi, kontemplasi, merenungkan) Allah sebagai Pencipta alam semesta, dan selanjutnya perintah untuk menjelaskan yang diciptakan-Nya.” Sedangkan mufassir awal lain seperti Muqatil Ibn Sulaiman (80-150 H) menjelaskan makna “iqra…” lebih spesifik, yakni membaca Tuhan yang monoteis (Esa) dan selanjutnya meneliti manusia, ia juga menjelaskan bahwa 5 ayat dalam surat Al-’Alaq ini merupakan permulaan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan Allah (pada Nabi Muhammad saw), Muqatil menjelaskan terkait Al-’Alaq ialah Al-Nutfah ( terjemahan modern menyebut spermatozoa) selama 20 malam sel reproduksi pria yang membuahi sel telur perempuan ini membentuk menjadi air dan darah,itulah yang disebut Al-’Alaq.”
Dalam konteks telaah kontemporer menarik kita renungkan, ketika menguraikan makna perintah “Iqra” pada ayat diatas, sebagaimana dijelaskan seorang pengkaji Al-Quran,sastrawan, dan sekaligus sebagai jurnalis asal Palestina Muhammad Izzat Darwaza (1888-1984 M) mengenai perintah “membaca” tersebut, seperti diuraikan dalam salah satu karyanya Tafsir al-Hadits Tartib al-Suwar Hasabi al-Nuzul :
والأمر بالقراءة به تلاوة ما يلقي إليه كما قصد به تنبيه النبي الى المهمة العظمى التي انتدب إليها، أن يجعل الله هو الفكر الرئيسية التي تشغل ذهنه، وأن يذكره في كل أمر من أموره دون سواه كما هو المتبادر. وفي هذا تلقين جليل مستمر المدى وشامل للناس جميعا بالانصراف عما سوى الله، وبالا رتفاع بالنفس الإنسانية إلى أفق لا تتأثر فيه بقوى الدنيا ومخاوفها، ولا ترتبط فى حياتها و معايشها و مطالبها وآمالها بغير الله الرب الاكرام
Terjemah bebasnya : “Perintah membaca adalah bacaan atas apa yang disampaikan kepada Nabi, karena dimaksudkan sebagai penegasan pada Nabi Muhammad saw tentang misi besar yang diamanahkan, lalu menjadikan Tuhan sebagai pikiran (metode) utama yang memenuhi pikirannya, dan untuk menyebut-Nya dalam setiap urusan-urusan-Nya dan bukan hal-hal lain, karena Dialah yang harus terlintas dalam pikiran. Dalam hal ini terdapat indoktrinasi yang besar, terus relevan dan komprehensif kepada semua orang untuk berpaling dari apa pun selain Tuhan, dan untuk mengangkat jiwa manusia ke cakrawala di mana ia tidak terikat oleh kekuatan dan ketakutan atas kenikmatan dunia, dan juga kehidupan, penghidupan, tuntutan dan harapan dari dunia, tidak terikat pada apa pun selain Tuhan, Tuhan Yang Maha Mulia.” ( Tafsir al-Hadits Tartib al-Suwar Hasabi al-Nuzul.Jilid.I:317. Darul Gharbi Al-Islami.Tunisia).
Izzat Darwaza menegaskan bahwa ayat-ayat di atas tersebut pada titik lain meliputi perintah membaca, menulis, dan interest terhadap ilmu pengetahuan, secara khusus manusia yang ditunjuk (sebagai pemerannya) tidak lain untuk mampu menikmati nikmat intelektual dan permulaan Al-Qur’an tersebut sebagai kekuatan pembentukan saripati yang terus relevan sepanjang zaman. Dalam konteks ini seolah-olah tuhan ingin menempatkan nikmat ini di garis paling depan dari nikmat Tuhan yang Dia berikan kepada manusia, dan di dan rasa syukur sebagai paling utama. Al-Quran adalah menjadi kekuatan terbesar dan terkuat dalam sejarah peradaban ilmu pengetahuan, juga yang pertama mengajak agama untuk interest pada ilmu pengetahuan, terutama membaca dan menulis.
~~~~~~~~
Makna 5 ayat pertama dalam surat Al-Alaq yang ditafsirkan dua mufassir klasik serta pandangan pengkaji Al-Quran modern di atas bisa dipahami sebagai negasi pada manusia agar selalu mengenal Allah dan pentingnya meneliti, belajar, dan semangat mencari ilmu pengetahuan serta rasa syukur atas nikmat akal yang diberikan Tuhan, atau meminjam istilah modern membentuk management knowledge dari berbagai disiplin ilmu tentang alam semesta dan isinya.
Membaca (iqra) disini bukan sekedar membaca teks suci, melainkan proses berpikir, menalar, dan merenung secara mendalam tentang Tuhan Sang Pencipta atau istilah lain Ma’rifatullah, dengan dibarengi menganalisa lewat logika dan empiris dikaji secara komprehensif tentang ciptaan-Nya yang terjadi di alam raya ini. Meminjam istilah Neo-Platonik dalam diskursus filsafat Yunani mengkaji alam raya dari ukuran besar alam semesta (Makrokosmos) dan menganalisa sampai ukuran terkecil dan samar sampai pada tingkat subatomik bahkan pada titik metafisika ( Mikrokosmos).

Oleh sebab itu Al-Quran diturunkan selain menjadi pembeda antara yang benar (hak) dan kekeliruan (batil), juga membentuk peradaban Ilmu pengetahuan seperti nukleasi untuk mengeluarkan dari kegelapan gelap (kebodohan) menuju cahaya ilmu (pengetahuan), yakhruju minadzulumati ilaa nuur.
Bangsa Arab pada masa jahiliah sebelum datang Islam kata pemikir asal India Asghar Ali Engineer (2004) yang dihargai selain puisi yang mereka banggakan adalah apa yang disebut nasab silsilah keturunan, kemulian (syaraf) nenek moyang mereka lebih penting daripada diri mereka sendiri. Islam mengubah semua itu. Islam mengadakan revolusi secara menyeluruh terhadap paradigma orang Arab kemudian meneruskannya ke seluruh wilayah-wilayah di luar Arab. Menjadi titik perhatian Islam adalah bukan masa lalu, tapi perbuatan masa sekarang dan yang akan datang, bukan lagi entitas suku atau keturunan yang dibanggakan, tapi kesalehan individu. Setiap individu bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat.
Atau dengan istilah lain dalam semangat Quranik menilai ukuran manusia adalah kompetensi dalam “ketaqwaan” “tidak ada yang paling unggul diantara bangsa Arab dan bangsa di luar Arab, melainkan ketaqwaan mereka” ini merupakan spirit Al-Quran yang dibangun oleh doktrin Islam sebagai konsep kesalehan individu yang universal, bukan berdasarkan kolektif kekeluargaan atau entitas ras dan suku.
Dengan spirit quranik tersebut, sepeninggal Nabi Muhammad saw atau kira-kira dua abad setelah nabi wafat umat Islam mengalami kegemilangan intelektual atau yang disebut The Golden Age of Islam (Zaman Keemasan Islam) kira-kira mencakup abad ke-8 hingga ke-13, merupakan periode perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan ekonomi yang signifikan di dunia Islam, khususnya selama Kekhalifahan Abbasiyah, juga di Wilayah Eropa (Andalusia), dan Baghdad sebagai pusatnya.
Namun semangat dorongan Quranik dalam kegemilangan Ilmu,budaya dan ekonomi tersebut hanya bertahan 500 tahun atau 5 abad. Kata Ahmet T Kuru (2020) dari abad ke-12 hingga ke-14 umat Islam didera kehancuran akibat invasi Tentara Salib, Mongol, dan tentara Temur Khan. Namun saat memenangkan perang Salib, dan mengislamkan Bangsa Mongol kaum Muslimin pulih secara geopolitik dan mampu membangun imperium-imperium yang kuat. Akan tetapi dampak buruk nya cukup lama dari invasi-invasi tersebut adalah eratnya perselingkuhan ulama dan negara yang melemahkan para pemikir-pemikir kritis (filsuf) dan merchant (pedagang) di banyak tempat dunia Islam,terutama di Mesir dan Suriah.
Peminggiran kelompok kritis, para (filsuf) pada saat itu, meski tidak kurangnya para intelektual Muslim penting lahir independen sepanjang tiga abad tersebut. Pada abad-abad itu ( abad ke-12 hingga ke-14) menjadi saksi kemunculan pemikir seperti Ibnu Rusyd dan Ibnu Khaldun, Ibnu Taimiyah, Ibn Arabi. Namun kemunculan mereka termarjinalkan oleh norma sistem negara dan ulama atau diabaikan serta sejumlah dari mereka mengalami persekusi.
Pada masa itu tentang konsep penguasa dan ulama mereka bersama-sama menjadi pemegang otoritas publik menjadi norma yang mapan di bawah kekuasaan Mamluk. Sebuah konsep negara yang memarjinalkan pemikir-pemikir kritis, konsepnya lebih mengutamakan pengetahuan mistik dan lebih memberi ruang pembenaran terhadap struktur spiritual dan kepentingan politik.[].
Penulis : WS Abdul Aziz Katib MWC NU Cicendo Kota Bandung.
Redaksi
10 Apr 2025
Empat dekade bukan sekadar hitungan usia. Bagi Lakpesdam NU, ini adalah cermin perjalanan panjang, dari sekadar pelengkap struktural menjadi nadi peradaban, dari ruang-ruang diskusi hingga menyentuh denyut masyarakat. Sebagai bagian dari keluarga besar Lakpesdam, saya merasa terpanggil untuk merefleksikan titik ini, adalah sebuah momentum penting dalam upaya menegaskan kembali posisi Lakpesdam sebagai Badan Perencanaan Strategis …
admin
21 Mar 2025
Kemandirian adalah kemampuan seseorang, komunitas, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi atau negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (sdm maupun sda), sarana dan prasarana dalam …
admin
19 Mar 2025
Kemandirian adalah kemampuan seorang individu, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi, komunitas, dan atau institusi negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (baca; sumber daya manusia …
admin
15 Mar 2025
Segera setelah Ayah Hisyam II dari dinasti Hakam II memberikan karpet merah pada anak remajanya itu untuk melanjutkan kekuasaan di Cordoba perkiraan antara tahun 976-1009 Masehi, situasi politik di Kota tersebut mulai tak terkendali dan bahkan memburuk. Sebab pejabat-pejabat di lingkaran Istana yang menjadi pelaksana harian politik Hisyam II, sang penguasa yang masih muda itu …
admin
14 Mar 2025
Makna Ulama menurut Al-Qur’an dan Hadits dapat dijelaskan sebagai orang yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam, khususnya dalam hal ilmu tentang Allah, wahyu-Nya, serta ajaran-ajaran Islam. Berikut adalah sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadis yang menyebutkan tentang ulama: 1.Makna Ulama dalam Al-Qur’an Surah Al-Fathir ayat : 28. اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ …
admin
10 Mar 2025
Setelah wafat KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) pada 30 Desember 2009 banyak murid dan pengikutnya menyebut bulan Desember sebagai bulan Gus Dur. Berbagai ucapan, tulisan,opini, esai, meme, dan diskusi-diskusi bertemakan tentang pemikiran Gus Dur diselenggarakan, bertebaran banner, leaflet digital memenuhi linimasa media sosial kita. Jika boleh dikenakan dalam istilah sekarang Point of View (POV) Gus …
26 Mar 2025 68 views
Bandung,lingkupminds.com – Pondok Pesantren Margasari Cijawura, Kota Bandung, menggelar Haul ke-35 K.H.R. Moch. Burhan atau Apa Eyang Rabu (26/3/2024) / Malam 27 Ramadan 1446 H. Acara tersebut mengangkat tema “Perjuangan dan Keteladanan.“ Cucu K.H.R Moch.Burhan, yaitu K.H.M. Asep Usman Rosadi menjelaskan bahwa tema tersebut mencerminkan pesan utama Apa Eyang, meletakan spirit perjuangan dan meneladani aspek-aspek …
09 Mar 2025 104 views
Perkembangan tradisi keilmuan Islam pada abad ke-3 H melalui pendirian Khazain al-Hikmah berupa perpustakaan pribadi Ja’far al-Manṣûr yang diperluas pada masa Al-Mahdî sebagai Bait al-Hikmah menandai penerimaan atau setidaknya pengaruh berbagai aliran filsafat Yunanî (falsafah al-Yunân) sebagai bagian panjang diskursus epistemologi Islam. Pengaruh filsafat Yunani tidak hanya terbatas pada aliran peripatetik (masyâiyyah) yang ditandai penerjemahan bagian-bagian …
10 Mar 2025 65 views
Suatu penelitian dianggap ilmiah jika memenuhi standar pengujian yang berbasis pada pengamatan. Sayangnya, ilmuan Barat selalu menganggap aktivitas pengamatan identik dengan ‘pengamatan indrawi’ yang berakar pada filsafat empirisme David Hume atau John Locke. Alhasil, apa yang dianggap ilmiah saat ini adalah hasil dari rumusan para filsuf dan saintis di abad-abad revolusi sains di Eropa pada abad …
07 Feb 2024 126 views
Putra mahkota Saudi berencana membahas pengurangan jam puasa bagi umat Islam selama Ramadan. Namun, Komite Fatwa Pemerintah Daerah di Kurdistan mengatakan tidak bisa untuk mengikuti keputusan politik tentang puasa. Di sisi lain, mantan direktur Kementerian Agama mengatakan kepada VOA bahwa jika Arab Saudi membuat keputusan seperti itu, yang lain harus mempertimbangkan untuk mengikutinya, karena Arab …
10 Mar 2025 76 views
Pada bulan Ramadan di banyak tempat orang-orang berbicara tentang keinginan banyak merengkuh bongkahan tempat peribadatan, berduyun-duyun mendekati Tuhan. Mereka menghabiskan waktu dalam mantra-mantra doa, dzikir, ritual, dan bahkan ibadah secara bersemedi di tempat-tempat sunyi, dan menjauhi hiruk pikuk dunia. Lalu apakah mendekati Tuhan sebatas itu? Para nabi dan tokoh-tokoh spiritual dahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan Tuhan …
21 Mar 2025 104 views
Kemandirian adalah kemampuan seseorang, komunitas, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi atau negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (sdm maupun sda), sarana dan prasarana dalam …
10 Mar 2025 75 views
Dalam peradabanya Islam merupakan agama yang sangat mempengaruhi dunia, setelah Kristen. Islam selalu diidentikan di mana asal agama tersebut dilahirkan, yaltu bangsa ‘Arab. Tradisi ‘Arab sangat mempengaruhi ajaran Islam. Pada perjalanannya praktik Islam pun selalu tersisipkan nilai-nilai budaya ‘Arab. Sehingga setiap kali Islam ditemui, maka tradisi ‘Arab kita jumpai. Lalu apakah tradisi ‘Arab menjadi praktik dalam …
Comments are not available at the moment.