- WartaPembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara, Sebagai Amanat Gus Dur Akhirnya Terwujud
- WartaPemahaman Qanun Asasi NU, Jadi Tema Pembuka Kegiatan Kajian di PRNU Gegerkalong.
- OpiniKiai Asep Cijawura dan Tawarannya (I)
- WartaUsulan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman Memperpendek Jam Puasa Selama bulan Ramadan, Tuai Perdebatan
- OpiniIbnu Rusyd Pemikir Muslim Independen

Merengkuh Ramadhan Dalam Kesadaran Spiritual dan Sosial
Bulan Ramadhan satu pekan lebih Insya Allah kita akan berjumpa dengan bulan penuh berkah, bulan tersebut merupakan bulan penuh ampunan, kita dituntut melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Allah swt, seperti puasa bagi orang-orang yang beriman yang sanggup untuk menjalankannya, juga bulan itu telah diturunkannya kitab-kitab suci, khususnya Al-Quran,dalam dimensi kemanusian atau sosial pada bulan Ramadhan diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah, bahkan lebih jauh bulan yang harus dihormati, karena bulan Ramadhan salah satu bulan yang diagungkan Allah, maka Tuhan melarang untuk melakukan perang.
Setiap tahun orang-orang yang beriman sangat antusias menyambut bulan Ramadhan, selanjutnya bulan Ramadhan di akhiri dengan Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri (kembali Suci) dan pada hari terakhir Ramadhan digemakan kumandang takbir untuk menyambut hari raya . Sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Baqarah : 185, “..dan sempurnakan hitungan di Bulan Ramadhan, dan kumandangkan takbir, atas semua petunjuk kepada mu agar kamu menjadi orang-orang yang selalu bersyukur”.
Ramadhan tahun ini 2025 M /1446 H semoga kita bisa melewatinya tengan dengan baik, di saat kondisi global dan regional mengalami guncangan ekonomi yang cukup pahit, karena suka atau pun tidak hubungan ibadah di bulan Ramadhan berkaitan langsung dengan perekonomian masyarakat. Ramadhan kali ini tentu berbeda di tengah efisiensi anggaran Negara cukup berdampak terhadap beberapa sektor ekonomi masyarakat, lalu bagaimana kita orang muslim harus bersikap dalam menjalankan ibadah Ramadhan kali ini?
Sebagaimana kita ketahui di bulan Ramadhan perjalanan panjang yang sudah berlangsung ribuan abad lalu ritual tersebut dilakukan oleh segenap kaum muslimin di seluruh dunia, baik itu ibadah ritual dan sosial. Ibadah ritual (Mahdhah) adalah yang berhubungan dengan Allah secara langsung, seperti puasa, tarawih, tadarus Al-Quran, shalawat, dzikir dan sejenisnya. Semua menjadi kebiasaan kaum muslimin yang taat menjalani setiap tahun, dengan harapan adanya, implikasi perjalanan ritual tersebut pada bulan-bulan sesudah Ramadhan.
Akan tetapi selain ritual-ritual ibadah di atas, yang paling fundamental adalah ibadah sosial (Muamalah) selain kajian-kajian aktual yang terkait sosial secara masif diselenggarakan di bulan Ramadhan, hal tersebut tidak lain untuk memotivasi dalam membebaskan kemiskinan, membahagiakan kelompok rentan ekonomi pada bulan Ramadhan dan bulan sesudahnya. Karena pada bulan Ramadhan kita diajarkan hal tersebut lewat pendistribusian bagi masyarakat jelata dengan perintah wajib mengeluarkan zakat fitrah dan bentuk zakat lainnya, juga infaq dan shadaqah, pada umumnya umat Islam banyak dilakukan di bulan Ramadhan.
Tentu hal-hal yang mendasar terkait ibadah ritual dan sosial di atas tidak saja sebagai ajakan yang tidak didukung dengan implementasi, istilah lain no action talk only atau omon-omon saja. Model dakwah lisan yang banyak disampaikan para mubaligh di mimbar-mimbar dan majelis-majelis taklim lewat dakwah lisan tersebut harus selalu terkoneksi dengan dakwah perbuatan ( bil hal ) agar berdampak secara sosial, maka ada pepatah Arab yang terkenal ̈Lisanul hal Afshahu Min Lisanil Maqal ̈ ( Keteladan jauh memberi arti daripada sekedar ucapan). Bahkan lebih jauh Allah berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ, كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
̈Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan ̈ (Q.S. Ash-Shaff : 2-3).
Menurut Dr.Wahbah Zuhaili ayat tersebut merupakan teguran bagi orang yang berbohong dalam rangka melaksanakan jihad dan lainnya. Dahulu ada beberapa orang yang beriman berkata sebelum perintah jihad dilaksanakan sejumlah orang beriman berkata : ̈ Sekiranya Allah memerintahkan itu, coba bimbing dan tunjukan pada kami amal atau perbuatan tersebut yang paling disukai Allah, niscaya kami nanti akan mengamalkannya. ̈ Lalu Allah memberitahu kepada Muhammad SAW : Bahwa perbuatan yang paling disukai Allah adalah, beriman kepada Allah tanpa ragu, bersungguh-sungguh melawan orang-orang yang durhaka pada Allah, berjuang teresebut didasarkan pada iman kepada Allah, dan iqrar bahwa nabi Muhammad sebagai rasul, akan tetapi ketika terkait perintah jihad sebagian orang-orang yang beriman itu malah enggan melaksanakan perintah tersebut dan merasa berat menjalankan perintah itu. (Dr. Wahbah Zuhaili. Tafsir Al-Wajiz. Hlm.552. Darul Fikr. Libanon).
Maka saat datangnya bulan Ramadhan kita menjadi waktu yang tepat mampu menumbuhkan pada titik kesadaran secara mendasar, seperti menggelitik diri sendiri, tafakur secara serius, muhasabah (evaluasi diri) tazkiyah (mensucikan diri), muraja’ah (mengulang-ulang) sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz-Dzariyat ayat 21 :
وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
(Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?).
Sehingga jika dengan demikian kita tidak tersindir oleh ayat Al Quran di atas tadi. Pada titik tersebut akan menimbulkan apa yang disebut muraqabah (mawas diri), selanjutnya puncaknya akan tumbuh kesadaran dan kelezatan spiritual (yaqdhan).
Dan pada bulan Ramadhan adalah jadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran spiritual tersebut, sehingga bila bisa merajut dengan baik akan kesadaran dan kelezatan spiritual pada bulan Ramadhan, insya Allah kita mampu menyisir segala masalah atau problematika diri kita pada bulan-bulan lainnya, bahkan akan tumbuh kedewasaan dalam menghadapi segala masalah di dunia ini setiap waktu.
Oleh sebab itu bulan Ramadhan momentum awal tazkiah atau kesucian hamba menuju ridha ilahi, sehingga bila berakhir bulan Ramadhan kebiasaan itu bisa terus istiqomah dilakukan pada hari-hari diluar bulan Ramadhan, sebagai dampak dari itu adalah adanya 1. Motivasi diri kita terhadap ilmu agama semakin inten memperdalam ilmu agama ( Tafaqquh fiddin). 2. Tumbuh semangat semakin masif bersilaturahmi pada majelis-majelis ilmu. 3. Akan selalu menjaga dari perkara yang haram maupun syubhat (Makan, minum, sandang, pangan, papan dan jenis-jenis lainnya ). 4. Akan berdampak menjaga terhadap amal-amal sunnah ( seperti Shalat Qiyamul Lail dan lain-lain).5. Akan berdampak selalu memperbanyak berdzikir sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Dengan demikian semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang mampu merengkuh akan kesadaran spiritual dan sosial baik di bulan Ramadhan atau pun pada bulan-bulan yang lainnya. Merasakan kelezatan ibadah dan membebaskan segala belenggu masalah-masalah yang kita hadapi di dunia dengan ibadah dan sabar. Wallahu A’lam Bish-shawab [].
Penulis : K.H. Asep Usman Rosadi (Pimpinan Pondok Pesantren Cijawura dan Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Bandung)
Redaksi
26 Nov 2025
Dalam sejarah Intelektual klasik Islam, ada dua nama tokoh terkemuka yang menguncang khasanah kesarjanaan Islam baik di timur maupun di barat, yaitu Imam Ghazali (450–505 H) dan Ibnu Rusyd (520–595 H), mereka berdua sering diposisikan sebagai sosok yang mewakili dua arus pemikiran berbeda : spiritualitas dan rasionalitas, tasawuf dan filsafat, bahasa lainnya hati dan akal. …
Redaksi
23 Nov 2025
Kemelut yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada masa sekarang tahun 2025, bukanlah peristiwa pertama dalam sejarah perjalanan organisasi ini. NU sebagai organisasi sosial-keagamaan terbesar di Indonesia dengan ratusan jutaan warga dan ribuan pesantren tentu tidak luput dari dinamika internal, perbedaan pendapat, atau ketegangan antar-elitis. Dalam organisasi besar, gesekan adalah sesuatu yang …
Redaksi
14 Nov 2025
Sebelum membicarakan pemikiran Ibnu Rusyd atau Averoes di dunia Barat biasa disebut, terlebih dahulu mengetahui historiografi atau latar belakang Ibnu Rusyd dan aktivitas intelektualnya, berdasarkan sumber-sumber primer yang saya baca, ini cukup penting diketahui. Nama lengkap Ibnu Rusyd adalah Abu al-Walid Muhammad bin Muhammad bin Rusyd lahir di Cordoba pada tahun 520 H/1126 M, di …
Redaksi
31 Okt 2025
Majalah The Economist memuat kata tahunan pada tahun 2024 lalu, sangat menarik. Laporan itu memilih frasa “kakistokrasi” untuk menggambarkan kemenangan Donald Trump yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Kembalinya Trump ke Gedung Putih menurut laporan The Economist itu membawa pada konsekuensi penting, bukan saja bagi negara adikuasa itu sendiri, akan tetapi bagi negara tetangga dan …
Redaksi
28 Okt 2025
Absenya Etika dalam Politik Kita Dalam refleksinya Kiai Asep Cijawura merenungkan persoalan mendasar tentang masalah umat sekarang. Yaitu terjadinya krisis moral yang mengakibatkan problem pada kehidupan umat, dan berdampak melahirkan gap dalam segala multidimensi, terutama minat terhadap keilmuan dan kecakapan ekonomi yang mandiri jauh tertinggal. Sebagaimana ulama-ulama pembaharu dahulu Kiai Asep juga berpendapat, pangkalnya ada …
Redaksi
24 Okt 2025
Membincang tentang etika (akhlak), pembaharuan, dan kemandirian jadi percakapan rutin Kiai Asep Cijawura (begitu biasa saya menyebut) K.H.M. Asep Usman Rosadi (Pimpinan Pondok Pesantren Cijawura Kota Bandung). Tiga topik yang ditawarkan Kiai Asep tidak saja deskriptif, tetapi sekaligus perspektif sebagai falsafah hidup kesehariannya baik di lingkungan Pesantren maupun jamaahnya. Lanskap ide-ide tersebut juga sangat menarik …
28 Okt 2025 138 views
Absenya Etika dalam Politik Kita Dalam refleksinya Kiai Asep Cijawura merenungkan persoalan mendasar tentang masalah umat sekarang. Yaitu terjadinya krisis moral yang mengakibatkan problem pada kehidupan umat, dan berdampak melahirkan gap dalam segala multidimensi, terutama minat terhadap keilmuan dan kecakapan ekonomi yang mandiri jauh tertinggal. Sebagaimana ulama-ulama pembaharu dahulu Kiai Asep juga berpendapat, pangkalnya ada …
07 Feb 2024 415 views
Putra mahkota Saudi berencana membahas pengurangan jam puasa bagi umat Islam selama Ramadan. Namun, Komite Fatwa Pemerintah Daerah di Kurdistan mengatakan tidak bisa untuk mengikuti keputusan politik tentang puasa. Di sisi lain, mantan direktur Kementerian Agama mengatakan kepada VOA bahwa jika Arab Saudi membuat keputusan seperti itu, yang lain harus mempertimbangkan untuk mengikutinya, karena Arab …
24 Okt 2025 162 views
Membincang tentang etika (akhlak), pembaharuan, dan kemandirian jadi percakapan rutin Kiai Asep Cijawura (begitu biasa saya menyebut) K.H.M. Asep Usman Rosadi (Pimpinan Pondok Pesantren Cijawura Kota Bandung). Tiga topik yang ditawarkan Kiai Asep tidak saja deskriptif, tetapi sekaligus perspektif sebagai falsafah hidup kesehariannya baik di lingkungan Pesantren maupun jamaahnya. Lanskap ide-ide tersebut juga sangat menarik …
10 Mar 2025 348 views
Suatu penelitian dianggap ilmiah jika memenuhi standar pengujian yang berbasis pada pengamatan. Sayangnya, ilmuan Barat selalu menganggap aktivitas pengamatan identik dengan ‘pengamatan indrawi’ yang berakar pada filsafat empirisme David Hume atau John Locke. Alhasil, apa yang dianggap ilmiah saat ini adalah hasil dari rumusan para filsuf dan saintis di abad-abad revolusi sains di Eropa pada abad …
24 Mei 2025 420 views
Sejak dulu otoritas Syuriah sebagai penentu kebijakan perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan arah organisasi para ulama ini, bahkan lebih jauh arahannya ditunggu jamaah NU, dan bahkan pandangan terkait dengan dinamika politik Nasional isyaratnya sangat menentukan peta NU. Otoritas Syuriah dalam wajah perkumpulan NU dipandang memiliki kekuatan khusus dari intelektual …
21 Mei 2025 373 views
Bulan Dzulhijjah merupakan penanda adanya bulan Haji, untuk itu kaum muslimin dari kalangan yang mampu (istatho’a), baik mampu secara fisik, syariat dan finansial, di bulan haji mereka antusias berbondong-bondong untuk menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut, tak terkecuali umat Islam di Indonesia, hatta jauh-jauh hari mereka menabung uang untuk beribadah haji ke tanah suci Makkah Arab …
10 Mar 2025 338 views
Beberapa hari terakhir media sosial diguncangkan tentang penjual Es Teh yang berjualan di tengah kerumunan acara ke-agama-an dengan penceramah atau seorang mubalig tersohor. Dalam acara tersebut sang mubaligh mempertontonkan etika ujaran yang tidak sepatutnya ia lontarkan terhadap pedagang Es Teh tersebut. Peristiwa viral tersebut mengundang banyak pihak merespon dengan kritik, cemooh, bahkan hujatan terhadap mubaligh kondang …
Comments are not available at the moment.