
Kemandirian Melangit dan Membumi (Bag-II)
Kemandirian adalah kemampuan seseorang, komunitas, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi atau negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain.
Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (sdm maupun sda), sarana dan prasarana dalam segala bidang, suatu misal kemandirian pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, politik dan lain-lain tanpa campur tangan atau dominasi pihak lain.
Selanjutnya supaya memiliki keunikan dan bercita rasa melangit dan membumi. Kemandirian dibagi dua jenis yaitu Kemandirian Melangit (Bag-1) dan Kemandirian Membumi (Bag-2), dengan penjelasan singkat sebagai berikut :
B. KEMANDIRIAN MEMBUMI
Kemandirian Membumi merujuk pada konsep kemandirian yang bersifat nyata dan berakar pada kondisi dan realitas kehidupan sehari-hari. Istilah ini mengandung arti bahwa seseorang atau suatu entitas, misal : masyarakat, lembaga, organisasi, instansi atau negara dapat berdiri sendiri, mandiri, tanpa bergantung pada pihak lain. Namun tetap berorientasi pada nilai-nilai dan kebutuhan yang ada disekitarnya, sesuai dengan konteks dan lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi yang ada.
Kemandirian ini tidak bersifat abstrak atau idealis, tetapi lebih kepada kemampuan untuk bertahan dan berkembang berdasarkan kekuatan dan sumber daya yang ada di dunia nyata. Secara simpelnya, Kemandirian Membumi menekankan pada kemandirian yang praktis, realistis, dan sesuai dengan kondisi kearifan lokal atau lingkungan sekitar.
Kemandirian Membumi dalam beberapa hasil karya pemikiran pandangan Para Filsuf, Para Ulama (Dalil Ijma-Qiyas) dan Para Tokoh, diantaranya sebagai berikut :
1. Kemandirian Menurut Para Filsuf
1.1. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles, seorang Filsuf Yunani berbicara tentang kemandirian dalam konteks Eudaimonia (kebahagiaan atau pemenuhan diri). Menurutnya, kemandirian bukan hanya tentang kebebasan dari ketergantungan materi atau sosial, tetapi juga kemampuan untuk mengembangkan potensi terbaik dalam diri. Kemandirian dalam pandangan Aristoteles adalah hidup yang dijalani dengan kebijaksanaan dan kehormatan, serta mencapai tujuan hidup yang baik melalui pencapaian kebajikan.
1.2. Immanuel Kant (1724–1804)
Immanuel Kant, seorang Filsuf Jerman yang terkenal dengan teori etika Deontologinya, melihat kemandirian sebagai kebebasan moral. Menurutnya, kemandirian bukan hanya kebebasan untuk bertindak sesuai dengan keinginan pribadi, tetapi lebih kepada kemampuan untuk bertindak menurut prinsip moral yang universal. Bagi Kant, kemandirian adalah kemampuan untuk bertindak berdasarkan imperatif kategoris (hukum moral yang harus diikuti oleh semua orang), bukan berdasarkan kehendak pribadi atau pengaruh eksternal.
1.3. Emerson (1803–1882)
Emerson, seorang Filsuf Amerika dan tokoh utama dalam gerakan Transendentalisme, mengajarkan pentingnya kemandirian dalam hal berpikir dan bertindak. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran melalui pengalaman langsung dan intuisi pribadi, bukan melalui pengaruh eksternal atau tradisi. Emerson menekankan bahwa kemandirian adalah tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk berpikir secara independen.
1.4. John Stuart Mill (1806–1873)
Jhon Stuart Mill, seorang Filsuf Utilitarianisme, memandang kemandirian dalam konteks kebebasan individu. Dalam bukunya On Liberty, Mill berpendapat bahwa kebebasan individu untuk mengejar kebahagiaan adalah hak yang tak dapat dicabut oleh masyarakat atau negara, selama tidak merugikan orang lain. Kemandirian, menurut Mill, adalah hak untuk menentukan hidupnya sendiri, termasuk dalam hal berpikir, berbicara, dan bertindak, selama tindakan tersebut tidak melanggar hak orang lain.
Kesimpulan Kemandirian Para Filsuf
Para Filsuf memiliki pandangan yang berbeda tentang makna kemandirian, namun ada beberapa kesamaan inti dalam pandangan mereka. Kemandirian bagi filsuf-filsuf ini melibatkan kebebasan individu untuk bertindak, berpikir, dan menentukan takdirnya sendiri. Ini juga mencakup tanggung jawab moral, kemampuan untuk mengembangkan potensi diri, dan kebebasan dari pengaruh eksternal yang merugikan.
2. Kemandirian Menurut Para Ulama
2.1. Imam Al-Ghazali (1058-1111)
Imam Al-Ghazali seorang Ulama Sufi, dalam Ihya ‘Ulumudin menekankan pentingnya kemandirian dalam hal penguasaan diri dan ibadah. Berpendapat bahwa kemandirian bukan hanya tentang tidak bergantung pada orang lain dalam hal materi, tetapi juga dalam aspek spiritual. Seseorang harus dapat mandiri dalam beribadah dan memiliki hubungan yang langsung dengan Allah tanpa perantara, serta tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal duniawi yang bisa mengganggu ketenangan hati.
2.2. Syekh Ibnu Qudamah (1147-1223)
Syekh Ibnu Qudamah seorang Ulama Fiqih, dalam Al-Mughni menekankan pentingnya kemandirian dalam hal ekonomi dan sosial. Menjelaskan bahwa seorang Muslim harus berusaha untuk hidup mandiri secara finansial dengan bekerja halal dan tidak bergantung pada bantuan orang lain. Juga menyarankan agar umat Islam tidak bergantung pada harta orang lain, tetapi sebaliknya harus berusaha mencari nafkah sendiri dengan usaha yang baik.
2.3. KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947)
KH. Hasyim Asy’ari, tokoh utama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), menekankan pentingnya kemandirian dalam beragama dan kehidupan sehari-hari. Umat Islam harus memiliki kemandirian dalam beribadah kepada Allah dan dalam mengelola kehidupan sosial. Kemandirian ini juga mencakup kemampuan untuk tidak bergantung pada pihak luar dalam hal-hal yang bisa dilakukan sendiri, baik dalam urusan spiritual, ekonomi, maupun sosial. Juga mengajarkan bahwa Islam mengharuskan umatnya untuk saling membantu (ta’awun), tetapi tetap berusaha untuk mandiri dalam banyak aspek kehidupan. Ajarannya : “Seorang Muslim harus bisa berdiri diatas kakinya sendiri, berusaha untuk mencari nafkah yang halal, tanpa mengandalkan orang lain.”

2.4. KH. Ahmad Dahlan (1868-1923)
KH. Ahmad Dahlan, tokoh utama pendiri gerakan Muhammadiyah, pandangannya tentang kemandirian dengan mengajarkan pentingnya pendidikan dan pengembangan diri sebagai bentuk kemandirian yang sejati. Menekankan agar umat Islam tidak bergantung pada orang lain dalam mencari ilmu dan usaha memenuhi kebutuhan hidup. Pendidikan menjadi sarana utama dalam mencapai kemandirian yang tidak hanya bersifat material, tetapi juga dalam hal intelektual dan moral. Ajarannya : “Pendidikan adalah alat untuk mewujudkan kemandirian yang sejati dalam kehidupan umat Islam.”
2.5. Buya Hamka (1908-1981)
Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), salah seorang Ulama terkemuka Nasional dan mantan Ketua MUI Pusat (1975-1981), menekankan kemandirian dalam hal spiritual dan intelektual. Umat Islam harus memiliki kemandirian dalam memahami agama dan menjauhi ketergantungan pada ajaran yang tidak jelas atau meragukan. Juga menekankan bahwa seorang Muslim harus dapat mengatur kehidupan dengan cara mandiri dan sesuai dengan ajaran Islam, serta berperan aktif dalam masyarakat. Ajarannya : “Kemandirian dalam beragama adalah kemampuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara langsung tanpa bergantung pada interpretasi yang tidak jelas.”
2.6. KH. Abdurrahman Wahid (1940-2009)
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), salah seorang Ulama terkemuka NU dan mantan Presiden ke-4 RI (1999-2001), mengajarkan bahwa kemandirian yang sejati adalah kebebasan berpikir dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan. Kemandirian dalam pandangannya adalah kebebasan untuk berpikir kritis terhadap ketidakadilan dan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam rangka memperbaiki masyarakat. Juga menekankan pentingnya kemandirian dalam hal berpikir, beragama, dan berkarya untuk masyarakat yang lebih baik. Ajarannya : “Kemandirian adalah kemampuan untuk berpikir kritis dan memperjuangkan keadilan tanpa takut pada ancaman atau tekanan dari pihak manapun.”
Kesimpulan Kemandirian Para Ulama
Secara umum, Para Ulama sepakat bahwa kemandirian dalam Islam untuk segala hal aspek kehidupan termasuk spiritual, keimanan, moral, berfikir, berinteraksi sosial, ekonomi dan lainnya. Kemandirian bagian integral dari ajaran Islam, hal ini sejalan dengan konsep tawakkul (berserah diri kepada Allah) setelah berusaha seoptimal mungkin. Menunjukkan bahwa Islam mengajarkan umatnya keikhlasan untuk bekerja keras, bekerja sama, berusaha sebaik-baiknya demi kemaslahatan bersama (Rahmatan lil’alamiin) dan tidak bergantung kepada pihak lain kecuali hanya kepada Allah Rabbul ‘Izati.
3. Kemandirian Menurut Para Tokoh
3.1. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh Pendidikan Indonesia. Menekankan pentingnya pendidikan untuk mencapai kemandirian bagi individu atau bangsa dengan pengetahuan dan karya yang dibutuhkan untuk mengelola kehidupan. Kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri tegak dan berkembang sesuai dengan jati diri, tanpa bergantung pada orang lain atau pihak luar. Sebagai pedomannya : “Ing ngarso sung tulodo” (posisi didepan harus memberi contoh baik), “Ing madyo mangun karso” (posisi ditengah harus memberikan semangat) dan “Tut wuri handayani” (posisi dibelakang harus memberi dukungan).
3.2. Adam Smith (1723-1790)
Adam Smith, seorang Tokoh Ekonom Skotlandia dan dikenal Bapak Ekonomi Klasik, menganggap kemandirian sebagai kemampuan individu untuk mengatur diri sendiri dan membuat keputusan ekonomi yang rasional. Kemandirian mengembangkan diri sendiri sangat penting untuk mencapai kemakmuran dan kesuksesan. Kemandirian juga terkait erat dengan prinsip kebebasan ekonomi dan pasar bebas. Dalam bukunya “The Wealth of Nations”, berpendapat bahwa individu yang bebas dalam menjalankan kegiatan ekonomi akan menciptakan kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Kemandirian tersebut mencakup kebebasan dalam berdagang, bekerja, dan berinovasi tanpa campur tangan berlebihan dari negara.
3.3. Ir. Soekarno (1901-1970)
Ir. Soekarno, seorang Tokoh Politik, Proklamator dan Presiden Pertama RI (1945-1967). Seorang pemimpin yang memiliki semangat kemandirian tinggi dan kuat. Menganggap kemandirian sebagai kemampuan bangsa untuk mengatur diri sendiri dan membuat keputusan yang tepat untuk masa depan bangsa, sehingga dapat berdiri diatas kaki sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian sebagai kemerdekaan yang lebih luas, baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun budaya. Menegaskan bahwa suatu bangsa harus merdeka secara penuh dari penjajahan, baik secara fisik maupun mental. Kemandirian juga adalah kemampuan untuk menentukan nasib sendiri, mengelola sumber daya yang ada, dan memiliki kebebasan untuk berkembang tanpa terbelenggu oleh kekuatan asing.
3.4. Nelson Mandela (1918-2013)
Nelson Mandela, seorang Tokoh Aktivis Anti-Apartheid, Politikus, Filantropis, Hadiah Nobel Perdamaian (1999) dan Presiden Afrika Selatan (1994-1999). Memiliki pandangan yang kuat, bahwa Kemandirian adalah sebagai hak asasi manusia yang harus dipertahankan, dihormati dan dipertanggung jawabkan. Memerlukan keberanian menghadapi tantangan dan kesulitan. Kemandirian bukanlah hanya tentang kebebasan dari ketergantungan, tetapi tentang kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib sendiri. Kemandirian sebagai kekuatan yang dapat mengubah dunia, mencapai kesuksesan dan keadilan yang lebih besar. Kemandirian sebagai bagian dari perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan. Kemandirian bukan hanya untuk individu, tetapi untuk bangsa yang terjajah. Kemandirian juga adalah kebebasan untuk hidup tanpa diskriminasi apartheid dan pengaruh dari pihak lain yang menindas.
3.5. Bill Gates (1955- )
Bill Gates, seorang Tokoh Konglomerat Dunia, Pendiri Microsoft dan Aktifis Filantropis. Pandangannya, bahwa Kemandirian diartikan sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, berani mengambil resiko, memiliki pengetahuan yang luas, kemampuan belajar mengatasi tantangan dengan solusi kreatif yang berdampak, menganalisis informasi, inovasi perubahan, beradaptasi dengan cepat, menciptakan peluang melalui teknologi dan kewirausahaan. Kemandirian di zaman modern tidak hanya terletak pada aspek ekonomi, tetapi juga dalam menciptakan perubahan positif melalui teknologi, yang dapat membantu banyak pihak.
Kesimpulan Kemandirian Para Tokoh
Secara umum, kelima tokoh tersebut memiliki pandangan yang mirip, yaitu bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, bebas dari pengaruh luar yang merugikan, serta memiliki kontrol atas diri dan kehidupan. Namun, masing-masing tokoh menekankan aspek yang berbeda, mulai dari pendidikan, ekonomi, politik, hingga teknologi.
C. KESIMPULAN KEMANDIRIAN MELANGIT DAN MEMBUMI
Konsep “Kemandirian Melangit Dan Membumi”, menggabungkan dua sisi kehidupan yang saling terkait : idealisme tinggi dan realitas praktis. “Melangit” mengacu pada cita-cita atau tujuan luhur yang tinggi sesuai keyakinan (aqidah), seperti impian, harapan, dan aspirasi yang besar dalam kehidupan. Sementara itu, “Membumi” menggambarkan pentingnya keberlanjutan dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang konkret dan realistis dalam bentuk Kemandirian Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan Dhohir-Bathin, Sosial Politik dan lainnya.
Secara keseluruhan, kemandirian melangit dan membumi menekankan pentingnya keseimbangan antara impian dan tindakan nyata. Seorang individu, masyarakat, lembaga, instansi atau negara yang mandiri harus mampu meraih aspirasi tinggi, tanpa melupakan kebutuhan praktis dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kemandirian ini mengajarkan untuk tetap bersikap realistis, namun tidak kehilangan semangat dan tujuan besar dalam hidup yang didasari keniscayaan : cipta (fikroh), keyakinan rasa (aqidah) dan kersa (harokah) sehingga barokah dan maslahat bagi seluruh lapisan masyarakat atau negara tanpa pandang bulu. Wallahu A’lam Bish-Shawaab…
Penulis : K.H.M. Asep Usman Rosadi (Pimpinan Pesantren Cijawura & Wakil Syuriah PC NU Kota Bandung 2024-2029)
Redaksi
10 Apr 2025
Empat dekade bukan sekadar hitungan usia. Bagi Lakpesdam NU, ini adalah cermin perjalanan panjang, dari sekadar pelengkap struktural menjadi nadi peradaban, dari ruang-ruang diskusi hingga menyentuh denyut masyarakat. Sebagai bagian dari keluarga besar Lakpesdam, saya merasa terpanggil untuk merefleksikan titik ini, adalah sebuah momentum penting dalam upaya menegaskan kembali posisi Lakpesdam sebagai Badan Perencanaan Strategis …
admin
19 Mar 2025
Kemandirian adalah kemampuan seorang individu, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi, komunitas, dan atau institusi negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (baca; sumber daya manusia …
admin
18 Mar 2025
Ramadan adalah bulan diturunkan Al-Quran atau Nuzulul Quran, ayat pertama kali turun adalah “Iqra” atau membaca, ayat ini terdapat dalam permulaan surat Al-’Alaq, surat yang diturunkan pertama kali di Mekah kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu apa yang harus dibaca ( maa ana bi qari) ? yang harus dibaca adalah pencipta (Khaliq) dan ciptaan (makhluk). اقْرَأْ …
admin
15 Mar 2025
Segera setelah Ayah Hisyam II dari dinasti Hakam II memberikan karpet merah pada anak remajanya itu untuk melanjutkan kekuasaan di Cordoba perkiraan antara tahun 976-1009 Masehi, situasi politik di Kota tersebut mulai tak terkendali dan bahkan memburuk. Sebab pejabat-pejabat di lingkaran Istana yang menjadi pelaksana harian politik Hisyam II, sang penguasa yang masih muda itu …
admin
14 Mar 2025
Makna Ulama menurut Al-Qur’an dan Hadits dapat dijelaskan sebagai orang yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam, khususnya dalam hal ilmu tentang Allah, wahyu-Nya, serta ajaran-ajaran Islam. Berikut adalah sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadis yang menyebutkan tentang ulama: 1.Makna Ulama dalam Al-Qur’an Surah Al-Fathir ayat : 28. اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ …
admin
10 Mar 2025
Setelah wafat KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) pada 30 Desember 2009 banyak murid dan pengikutnya menyebut bulan Desember sebagai bulan Gus Dur. Berbagai ucapan, tulisan,opini, esai, meme, dan diskusi-diskusi bertemakan tentang pemikiran Gus Dur diselenggarakan, bertebaran banner, leaflet digital memenuhi linimasa media sosial kita. Jika boleh dikenakan dalam istilah sekarang Point of View (POV) Gus …
10 Mar 2025 75 views
Dalam peradabanya Islam merupakan agama yang sangat mempengaruhi dunia, setelah Kristen. Islam selalu diidentikan di mana asal agama tersebut dilahirkan, yaltu bangsa ‘Arab. Tradisi ‘Arab sangat mempengaruhi ajaran Islam. Pada perjalanannya praktik Islam pun selalu tersisipkan nilai-nilai budaya ‘Arab. Sehingga setiap kali Islam ditemui, maka tradisi ‘Arab kita jumpai. Lalu apakah tradisi ‘Arab menjadi praktik dalam …
09 Mar 2025 123 views
Bulan Ramadhan satu pekan lebih Insya Allah kita akan berjumpa dengan bulan penuh berkah, bulan tersebut merupakan bulan penuh ampunan, kita dituntut melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Allah swt, seperti puasa bagi orang-orang yang beriman yang sanggup untuk menjalankannya, juga bulan itu telah diturunkannya kitab-kitab suci, khususnya Al-Quran,dalam dimensi kemanusian atau sosial pada bulan Ramadhan diwajibkan mengeluarkan zakat …
07 Feb 2024 125 views
Putra mahkota Saudi berencana membahas pengurangan jam puasa bagi umat Islam selama Ramadan. Namun, Komite Fatwa Pemerintah Daerah di Kurdistan mengatakan tidak bisa untuk mengikuti keputusan politik tentang puasa. Di sisi lain, mantan direktur Kementerian Agama mengatakan kepada VOA bahwa jika Arab Saudi membuat keputusan seperti itu, yang lain harus mempertimbangkan untuk mengikutinya, karena Arab …
21 Mar 2025 104 views
Kemandirian adalah kemampuan seseorang, komunitas, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi atau negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (sdm maupun sda), sarana dan prasarana dalam …
10 Mar 2025 79 views
Ada sejumlah sarjana barat menyebutkan bahwa partisipasi politik kelompok Islam dalam demokrasi merupakan konsep asing yang tak mungkin bisa dipraktikan. Mereka beranggapan ada afiliasi kuat yang tidak mungkin dipisahkan antara hubungan poltik dan agama. Kasarnya, ini bisa dikatakan demokrasi tidak cocok dalam masyarakat Islam. Pendapat tersebut saya kira keliru. Jika dialamatkan pada wajah Muslim di …
10 Mar 2025 65 views
Suatu penelitian dianggap ilmiah jika memenuhi standar pengujian yang berbasis pada pengamatan. Sayangnya, ilmuan Barat selalu menganggap aktivitas pengamatan identik dengan ‘pengamatan indrawi’ yang berakar pada filsafat empirisme David Hume atau John Locke. Alhasil, apa yang dianggap ilmiah saat ini adalah hasil dari rumusan para filsuf dan saintis di abad-abad revolusi sains di Eropa pada abad …
10 Mar 2025 70 views
Setelah wafat KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) pada 30 Desember 2009 banyak murid dan pengikutnya menyebut bulan Desember sebagai bulan Gus Dur. Berbagai ucapan, tulisan,opini, esai, meme, dan diskusi-diskusi bertemakan tentang pemikiran Gus Dur diselenggarakan, bertebaran banner, leaflet digital memenuhi linimasa media sosial kita. Jika boleh dikenakan dalam istilah sekarang Point of View (POV) Gus …
Comments are not available at the moment.