- OpiniMenghamba Melalui Kesalehan Etika, Ritual dan Sosial
- WartaHaul Ke-35 Pendiri Pondok Pesantren Cijawura, Refleksi Perjuangan dan Keteladanan
- OpiniRuntuhnya Moral Religiusitas Orang Terkenal
- FilsafatSUKMA: Inti Kesadaran Manusia — Experimental Philosophy (1)
- OpiniNuzulul Al-Quran Sebagai Titik Awal Peradaban Islam

Menghamba Melalui Kesalehan Etika, Ritual dan Sosial
Pada bulan Ramadan di banyak tempat orang-orang berbicara tentang keinginan banyak merengkuh bongkahan tempat peribadatan, berduyun-duyun mendekati Tuhan. Mereka menghabiskan waktu dalam mantra-mantra doa, dzikir, ritual, dan bahkan ibadah secara bersemedi di tempat-tempat sunyi, dan menjauhi hiruk pikuk dunia. Lalu apakah mendekati Tuhan sebatas itu?
Para nabi dan tokoh-tokoh spiritual dahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan Tuhan bukan hanya urusan ibadah secara individual, melainkan juga bagaimana mereka hadir membantu rakyat jelata yang tertindas, mereka bersama rakyat jelata bergaul dalam kerumunan bahasa kaumnya, meski sebagai pemuka agama (baca; elit agamawan), namun strata sosial tidak menjadi jurang yang cukup dalam pada muamalat orang-orang saleh itu.
Para nabi dan orang-orang pemuka spiritual dalam kesejarahannya mereka tidak saja komat-kamit berkhotbah memberi petuah di majelis-majelis zawiyah, tidak pula hanya berujar di mimbar-mimbar masjid, dan mereka tidak saja memberi bimbingan seminar-seminar pada kelompok intelektual, atau ceramah pada pelatihan-pelatihan dan kiat-kiat sukses hidup, akan tetapi para nabi dan para pewarisnya berada dalam himpitan-himpitan kegelisahan orang tertindas nan papa, menjadi maisyah untuk kalangan yang lemah, ini yang disebut Ali Syari’ati sebagai ” Rausyan Fikr ” yakni intelektual yang tercerahkan.
Seorang “rausyan fikr” yang disebut Syariati yang paling dekat adalah salah satunya almarhum Gus Dur, tokoh NU yang dianggap wali ini memiliki strategi dalam implementasi di tengah umat, tidak seperti elit pada umumnya, yang mana ketika ia menjadi Presiden maupun Ketua umum PBNU berbaur dengan semua rakyat tanpa kecuali, dan tidak pernah merasa paling superior ketika bersama masyarakat. Selain itu, kerendah hatian, ketulusan, dan kesederhanaan Gus Dur merupakan faktor yang penting ajaran pewaris nabi itu. Konon ada yang bercerita saat tinggal di Pesantren Annuqayah, Gus Dur tidak mau tidur di rumah (ndalem) pengasuh, yaitu di rumah K.H Abd Basith AS. Ia memilih bersama yang lain tidur di pondok, Gus Dur hidup membaur dengan para santri dan masyarakat. Sikap dan perilaku semacam itu menjadikan para kiai, santri, dan masyarakat demikian termangu melihatnya, karena Gus Dur ternyata tidak hanya abstraksi retorik, akan tetapi justeru membaur tanpa membedakan strata sosial pada tataran praksis.
Misi ilahi para nabi dan orang-orang saleh dahulu, pertimbangan penting paling utama setelah mengajarkan monoteisme adalah kesalehan sosial yang mana harus melampaui kesalehan ritual. “Tidaklah kami utus ke muka bumi ini tak lain untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” demikian pula para pewaris nabi melakukan keseimbangan (tawazun) antara kehidupan ritual dan sosial dan bahkan perilaku sosial melampaui ritus-ritus ibadah individual.
Kata Ibnu Qutaibah Ad Dinawari dalam pengantar kitabnya Uyunul Akhbar, bahwa bentuk penyembahan diri kepada Tuhan sangat beragam, bukan terletak pada shalat, puasa, tahajjud saja, melainkan banyak pintu, dan banyak jalan untuk beribadah kepada Allah itu. Lebih jauh dalam sebuah keterangan hadits disebutkan bahwa ” Allah sangat murka kepada orang-orang yang sehari-hari memakai jubah agama seperti baju para nabi, akan tetapi perbuatan mereka seperti orang-orang pendosa “.

Penjelasan dan kritik di atas mengindikasikan betapa dimensi ibadah kepada Allah bukan saja ibadah ritual, sekaligus kritik atas orang-orang yang selalu menggunakan formalitas dan simbol agama saja, apalagi terkait dengan perbuatan kekuasaan atau power, pemandangannya seperti Fir’aun. Ia tampak menakjubkan, tapi sekaligus menakutkan. Orang-orang akan berkerumun di hadapan kekuasaan itu pakai jubah intelektual, agama, seragam serdadu, preman atau baju kebesaran para juragan untuk menyanjung nya, padahal semua fatamorgana jika kesalehan etika dan sosial absen pada individu maupun institusi apa pun.
Menghadirkan substansi agama dan pesan-pesan moral ilahi merupakan ajaran yang harus lebih didahulukan, meminjam bahasa mendiang almarhum Kang Jalal; mendahulukan akhlak diatas fiqih. Terlebih dalam konteks sekarang yang mana di berbagai sendi kehidupan pesan moral dan etika telah absen pada sendi-sendi agama, sosial, hukum, dan politik kita, bahkan pada titik terendah kesalehan ritual mampu menihilkan moral. Bukankah nabi diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak (moral) ?.
Maka dengan demikian dalam ajaran Islam bentuk strata sosial digambarkan sebagai sistem universalitas ( rahmatan lil alamin) yang mendorong manusia untuk saling menghormati, menghargai, membantu, dan memberikan manfaat satu sama lain tanpa membeda-bedakan agama, etnik, ras, status sosial, gender, genealogis, dan sejenis lainnya, semua sama, pengecualian dalam keunggulannya mereka dalam kesalehan moral, ritual dan sosial yang dibalut taqwa kepada Allah swt. []
Penulis : WS Abdul Aziz Katib Syuriah MWC NU Cicendo Kota Bandung.
Redaksi
04 Sep 2025
Sejak kelahirannya Nabi Muhammad saw adalah manusia paling suci yang mana beliau tidak memiliki sedikitpun keburukan, beliau adalah seorang yang maksum. Moral etik selalu melekat dalam kesehariannya dan menyempurnakan akhlak menjadi misi utama dalam kerasulannya setelah menegakkan ajaran monoteis (Tauhid). Dua misi ini menjadi prinsip dasar ajaran Islam pada masa awal, yaitu doktrin Tauhid dan …
Redaksi
24 Mei 2025
Sejak dulu otoritas Syuriah sebagai penentu kebijakan perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan arah organisasi para ulama ini, bahkan lebih jauh arahannya ditunggu jamaah NU, dan bahkan pandangan terkait dengan dinamika politik Nasional isyaratnya sangat menentukan peta NU. Otoritas Syuriah dalam wajah perkumpulan NU dipandang memiliki kekuatan khusus dari intelektual …
Redaksi
21 Mei 2025
Bulan Dzulhijjah merupakan penanda adanya bulan Haji, untuk itu kaum muslimin dari kalangan yang mampu (istatho’a), baik mampu secara fisik, syariat dan finansial, di bulan haji mereka antusias berbondong-bondong untuk menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut, tak terkecuali umat Islam di Indonesia, hatta jauh-jauh hari mereka menabung uang untuk beribadah haji ke tanah suci Makkah Arab …
Redaksi
10 Apr 2025
Empat dekade bukan sekadar hitungan usia. Bagi Lakpesdam NU, ini adalah cermin perjalanan panjang, dari sekadar pelengkap struktural menjadi nadi peradaban, dari ruang-ruang diskusi hingga menyentuh denyut masyarakat. Sebagai bagian dari keluarga besar Lakpesdam, saya merasa terpanggil untuk merefleksikan titik ini, adalah sebuah momentum penting dalam upaya menegaskan kembali posisi Lakpesdam sebagai Badan Perencanaan Strategis …
admin
21 Mar 2025
Kemandirian adalah kemampuan seseorang, komunitas, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi atau negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (sdm maupun sda), sarana dan prasarana dalam …
admin
19 Mar 2025
Kemandirian adalah kemampuan seorang individu, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi, komunitas, dan atau institusi negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (baca; sumber daya manusia …
10 Mar 2025 236 views
Pada bulan Ramadan di banyak tempat orang-orang berbicara tentang keinginan banyak merengkuh bongkahan tempat peribadatan, berduyun-duyun mendekati Tuhan. Mereka menghabiskan waktu dalam mantra-mantra doa, dzikir, ritual, dan bahkan ibadah secara bersemedi di tempat-tempat sunyi, dan menjauhi hiruk pikuk dunia. Lalu apakah mendekati Tuhan sebatas itu? Para nabi dan tokoh-tokoh spiritual dahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan Tuhan …
09 Mar 2025 266 views
Perkembangan tradisi keilmuan Islam pada abad ke-3 H melalui pendirian Khazain al-Hikmah berupa perpustakaan pribadi Ja’far al-Manṣûr yang diperluas pada masa Al-Mahdî sebagai Bait al-Hikmah menandai penerimaan atau setidaknya pengaruh berbagai aliran filsafat Yunanî (falsafah al-Yunân) sebagai bagian panjang diskursus epistemologi Islam. Pengaruh filsafat Yunani tidak hanya terbatas pada aliran peripatetik (masyâiyyah) yang ditandai penerjemahan bagian-bagian …
10 Mar 2025 253 views
Sepintas diskursus mengenai Islam dan Islamisme tidak ada paradoks ketika memahami dua makna terminologi ini. Secara pikiran sederhana tidak ada perbedaan, Islam dan Islamisme seperti jenis gambar mata uang yang sama. Namun, kalau kita telisik membaca sumber-sumber klasik islam maupun terminologi pandangan para sarjana modern secara cermat, pemahaman Islam dan Islamisme sangat berbeda. Meminjam bahasa Bassam …
18 Mar 2025 340 views
Ramadan adalah bulan diturunkan Al-Quran atau Nuzulul Quran, ayat pertama kali turun adalah “Iqra” atau membaca, ayat ini terdapat dalam permulaan surat Al-’Alaq, surat yang diturunkan pertama kali di Mekah kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu apa yang harus dibaca ( maa ana bi qari) ? yang harus dibaca adalah pencipta (Khaliq) dan ciptaan (makhluk). اقْرَأْ …
10 Mar 2025 223 views
Suatu penelitian dianggap ilmiah jika memenuhi standar pengujian yang berbasis pada pengamatan. Sayangnya, ilmuan Barat selalu menganggap aktivitas pengamatan identik dengan ‘pengamatan indrawi’ yang berakar pada filsafat empirisme David Hume atau John Locke. Alhasil, apa yang dianggap ilmiah saat ini adalah hasil dari rumusan para filsuf dan saintis di abad-abad revolusi sains di Eropa pada abad …
10 Mar 2025 232 views
Beberapa hari terakhir media sosial diguncangkan tentang penjual Es Teh yang berjualan di tengah kerumunan acara ke-agama-an dengan penceramah atau seorang mubalig tersohor. Dalam acara tersebut sang mubaligh mempertontonkan etika ujaran yang tidak sepatutnya ia lontarkan terhadap pedagang Es Teh tersebut. Peristiwa viral tersebut mengundang banyak pihak merespon dengan kritik, cemooh, bahkan hujatan terhadap mubaligh kondang …
10 Mar 2025 209 views
Ada sejumlah sarjana barat menyebutkan bahwa partisipasi politik kelompok Islam dalam demokrasi merupakan konsep asing yang tak mungkin bisa dipraktikan. Mereka beranggapan ada afiliasi kuat yang tidak mungkin dipisahkan antara hubungan poltik dan agama. Kasarnya, ini bisa dikatakan demokrasi tidak cocok dalam masyarakat Islam. Pendapat tersebut saya kira keliru. Jika dialamatkan pada wajah Muslim di …
Comments are not available at the moment.