Home » Opini » Islam dan Nalar Arab

Islam dan Nalar Arab

admin 10 Mar 2025 78

Dalam peradabanya Islam merupakan agama yang sangat mempengaruhi dunia, setelah Kristen. Islam selalu diidentikan di mana asal agama tersebut dilahirkan, yaltu bangsa ‘Arab. Tradisi ‘Arab sangat mempengaruhi ajaran Islam. Pada perjalanannya praktik Islam pun selalu tersisipkan nilai-nilai budaya ‘Arab.

Sehingga setiap kali Islam ditemui, maka tradisi ‘Arab kita jumpai. Lalu apakah tradisi ‘Arab menjadi praktik dalam  Islam ? atau sejauh manakah Islam dalam mengadopsi tradisi ‘Arab ?.

Marshall G.S Hudgson memberi uraian menarik dalam pengantar bukunya The Venture Of Islam ia mengatakan : bahwa tradisi Arab mempunyai posisi sangat kuat mempengaruhi banyak tradisi bahkan tradisi-tradisi yang langsung terkait dengan agama.

Hudgson mencontohkan dialih bahasakannya naskah-naskah tradsis lain ke dalam bahasa ‘Arab, mentransmisikan pada disiplin ilmu dan budaya. Lalu desakan Islam dan kultur ‘Arab punya akses yang amat merasuki dan memberi informasi dengan semangatnya.

Hudgson menegaskan kebudayaan Simistik dan Iran yang lebih tua, juga mempengaruhi atau mempermudah jalan bagi entitas tunggal muslim secara komprehensif.

Budaya-budaya yang cukup ketat seperti Mazdaen dan Kristen Siria menjadi semakin minoritas jumlahnya, tetapi mereka cukup bertahan dan telah berhenti menjadì produktif secara kultural.

Kebudayaan atau tradisi-tradisi yang masih hidup pada masa itu secara umum dipersatukan dan ditransformasikan di bawah Islam. Disuplai dari legasi orang ‘Arab lalu rekonstruksi pada entitas kaum muslim awal.

Agama Islam dilahirkan di ‘Arab suatu yang tidak bisa dibantah lewat perjalanan budaya yang cukup panjang, penetrasi tradisi Arab masuk pada entitas muslim sangat kuat, dan cukup kental dalam mempengaruhi ajaran Islam. Dengan demikina, tradisi Islam sulit dibedakan dengan budaya ‘Arab, mana tradisi ‘Arab, dimana ajaran Islam.

Para sarjana muslim seperti Abid Al-Jabiri mengistilahkan dengan istilah  al-Aql al-‘Arab / “ Nalar Arab”, tradisi nalar arab begitu deras pengaruhnya terhadap ajaran Islam. Sehingga projek Islam pun oleh penganut Islam konservatif seperti Wahabi, “Islam-arab” selalu dianggap menjadi dogma agama yang mutlak sebagai ujung kebenaran di atas tradisi lainnya.

Sebaliknya, monoteistik Islam mempengaruhi seluruh tradisi-tradisi di dunia, khusunya tradisi ‘Arab. Meski Islam pernah mengalami kemajuan pada abad pertengahan, akan tetapi pola yang dibangun pada saat itu sulit terhindar dari tradisi lain dan khusunya kebudayaan ‘Arab.  Sulit bagi kaum muslimin menepis dari tradisi Arab.  Sehingga sulit untuk secara keseluruhan meniggalkan kebudayaan Arab.

Kemudian pada zaman modern lahir para ulama islam yang berpikiran baru yang kritis, mereka menawarkan pemikiran-pemikiran progresif yang menyegarkan, memberikan teori-teori baru dalam tubuh ajaran Islam, satu konsep pemikiran pembaruan sebagai dekonstruksi peradaban dan khasanah Islam yang holistik.  Agar Islam bisa difahami dengan baik sesuai semangat zamannya dan faham Islam diletakkan bukan pada keakuan nalar arab.

Mereka menawarkan terminologi Islam yang fleksibel dan hendak memahami Islam untuk dibedakan Islam sebagai agama dan nalar Arab sebagai tradisi. Meski narasi berbahasa Arab dan jubah-jubah seperti baju agama, padahal belum tentu hal-hal itu sebagai nalar Islam, dan bisa jadi itu hanya sebagai nalar arab.**

 

Penulis WS Abdul Aziz Katib Syuriah MWC NU Cicendo Kota Bandung

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Ahmad Taufiq : 40 Tahun Lakpesdam NU antara Turats dan Menggerakan Ijtihad Sosial

Redaksi

10 Apr 2025

Empat dekade bukan sekadar hitungan usia. Bagi Lakpesdam NU, ini adalah cermin perjalanan panjang, dari sekadar pelengkap struktural menjadi nadi peradaban, dari ruang-ruang diskusi hingga menyentuh denyut masyarakat. Sebagai bagian dari keluarga besar Lakpesdam, saya merasa terpanggil untuk merefleksikan titik ini, adalah sebuah momentum penting dalam upaya menegaskan kembali posisi Lakpesdam sebagai Badan Perencanaan Strategis …

Kemandirian Melangit dan Membumi (Bag-II)

admin

21 Mar 2025

Kemandirian adalah kemampuan seseorang, komunitas, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi atau negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (sdm maupun sda), sarana dan prasarana dalam …

Kemandirian Melangit dan Membumi (Bag 1)

admin

19 Mar 2025

Kemandirian adalah kemampuan seorang individu, masyarakat, organisasi, lembaga, instansi, komunitas, dan atau institusi negara untuk mengatur diri sendiri, membuat kebijakan, keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan mengambil tindakan tanpa bergantung pada pihak lain.  Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola diri sendiri, memenuhi kebutuhan sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri (baca; sumber daya manusia …

Nuzulul Al-Quran Sebagai Titik Awal Peradaban Islam

admin

18 Mar 2025

Ramadan adalah bulan diturunkan Al-Quran atau  Nuzulul Quran, ayat pertama kali turun adalah “Iqra” atau membaca, ayat ini terdapat dalam permulaan surat Al-’Alaq, surat yang diturunkan pertama kali di Mekah kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu apa yang harus dibaca ( maa ana bi qari) ? yang harus dibaca adalah pencipta (Khaliq) dan ciptaan (makhluk).  اقْرَأْ …

Dari Politisi Menjadi Ulama Terkemuka

admin

15 Mar 2025

Segera setelah Ayah Hisyam II dari dinasti Hakam II memberikan karpet merah pada anak remajanya itu untuk melanjutkan kekuasaan di Cordoba perkiraan antara tahun 976-1009 Masehi, situasi politik di Kota tersebut mulai tak terkendali dan bahkan memburuk. Sebab pejabat-pejabat di lingkaran Istana yang menjadi pelaksana harian politik Hisyam II, sang penguasa yang masih muda itu …

Terminologi Ulama dalam Perspektif Islam

admin

14 Mar 2025

Makna Ulama menurut Al-Qur’an dan Hadits dapat dijelaskan sebagai orang yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam, khususnya dalam hal ilmu tentang Allah, wahyu-Nya, serta ajaran-ajaran Islam. Berikut adalah sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadis yang menyebutkan tentang ulama: 1.Makna Ulama dalam Al-Qur’an Surah Al-Fathir ayat : 28. اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ …

x
x